Bismillah

Bismillah

Jumat, 14 Januari 2011

I Like Sunday

I Like sunday...
Tepatnya sunday morning, itu adalah saatnya aku mengaji di masjid Ar-Ruhama, mengajinya cuma mendengarkan ceramah dari ustadz yang selalu berganti setiap minggunya.
Materi yang disampaikan sederhana, meskipun sederhana kadang aku tidak tahu pesan agama apa yang disampaikan he2.
Tapi setidaknya aku berharap semoga amalan ku yang sedikit ini bisa aku tunjukkan padaNya jika suatu nanti aku kembali padaNya.

Kesehatan


Kumur Air Garam Mengusir Flu
Cuaca yang lembab seperti di musim hujan seperti sekarang merupakan saat yang tepat bagi virus flu untuk menyerang.
Banyak orang percaya berkumur dengan air garam efektif untuk meredakan gejala-gejala flu.
Menurut Dr.Philip t.Hagen dari Mayo Clinic, berkumur dengan larutan garam akan membuang kelebihan cairan dari jaringan yang meradang di tenggorokan sehingga rasa kurang nyaman di tenggorokan bisa berkurang.
“Berkumur dengan garam juga akan menghilangkan lender tebal dan menghilangkan alergen yang menyebabkan iritasi seperti bakteri dan jamur dari tenggorokan,”katanya.
Dalam sebuah penelitian secara random tahun 2005, para ahli mengamati 400 orang sehat selama 60 hari di musim flu.Sebagian partisipan diminta berkumur tiga kali sehari. Di akhir studi, kelompok yang berkumur memiliki resiko terkena infeksi saluran pernapasan atas berkurang 40 persen disbanding dengan orang yang tidak berkumur.
Selain mengurangi resiko infeksi, berkumur dengan garam juga terbukti mampu membuat gejala batuk lebih ringan.Penelitian lain menyebutkan, berkumur juga membantu mencegah hidung tersumbat.
Untuk hasil terbaik, larutkan setengah sendok teh garam ke dalam gelas air hangat lalu gunakan untuk berkumur selama beberapa detik. Anda juga bias mencampurkan air hangat dengan air perasan lemon dan madu.Kalau yang terakhir ini, setelah berkumur bisa langsung ditelan.

Kamis, 06 Januari 2011

Cerpen


Ketika Kesabaran Berbuah Cinta dan Anugerah(www.yantismk5.blogspot.com)
Judul ini adalah salah satu cerita dalam buku kumpulan cerpen “ Ya Allah aku jatuh cinta lagi “ yang ditulis oleh Nurul Nazara. Setelah membaca cerita ini aku merasa ada perasaan yang berbeda, cerita ini menurut ku seperti dongeng Cinderella bertemu dengan pangerannya, membaca cerita ini membuat ku melantunkan doa dan harapan ku selama ini : “Tuhan , aku berharap suatu saat nanti Engkau mempertemukan aku dengan jodohku dengan scenario yang indah, lebih indah daripada film-film korea yang selama ini aku lihat”
Karena itu aku tuliskan cerpen itu….
Hingga hari ini aku masih terus berbaik sangka terhadap takdir yang ada di hadapanku.Segala takdir yang sudah menjadi garis hidup ku yang harus ku jalani dengan ikhlas dan sabar.
Sebuah kecelakaan 10 tahun lalu telah merenggut kebahagiaan ku, tidak hanya mengambil ibu dan kedua kakakku, tetapi juga merampas wajahku. Luka bakar ringan yang merusak seluruh pipi kiriku menyisakan belang berwarna coklat kemerahan dengan bintik-bintik hitam.Tubuhku kurus dengan tinggi sekitar 156 cm dan kulit putih pucat.
Beberapa bulan lalu aku bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang jasa pernikahan.Tentu saja aku bukan di bagian customer service. Aku sering dipanggil “ petot “ oleh atasan dan teman-teman kerjaku karena bekas luka di wajah ku.Meski demikian aku tidak marah.
Aku sarjana FISIP drai PTN terkemuka di negeri ini. Di kantor , aku ditempatkan di bagian kostum, tugasku melipat-lipat baju pengantin. Jadi bukan mendesain kostum , intinya tugasku hamper sama dengan pembantu.awalnya miris juga tapi ketimbang tidak ada kerjaan , tugas ini aku ambil juga.Selain itu gaji di sini juga lumayanMenurut atasanku, pekerjaan ini sebenarnya cukup berat, aku harus bertanggungjawab terhadap baju pengantin yang harganya jutaan. Masih menurut atasanku, aku dipilih karena aku bertanggungjawab dan yang paling penting aku tidak suka glamour dan fashion sehingga aku tidak akan tergoda memakai atau meminjam gaun-gaun mahal itu.
Hidupku yang datar dengan segala permasalahan yang tak pernah ku anggap ada terus berjalan tanpa aku merasa bosan untuk menjalaninya, meskipun setiap hari ada saja yang menghinaku.
Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria yang berwibawa dan memiliki charisma meskipun dari segi fisik tidak ada yang istimewa.Dia adalah keponakan pemilik wedding organizer tempatku bekerja.Dia ditempatkan disini untuk magang, konon katanya dia akan diserahi mandat untuk mengelola kantor ini.
Andhika , nama lelaki itu.Ia begitu baik dan santun dalam bertutur kata> Mungkin semua wanita di kantor tergila-gila padanya KECUALI AKU.Cukup tahu dirilah aku yang buruk rupa ini.Jangankan bertegur sapa dengannya, memimpikannya pun tak berani, begitu juga dengan memandangnya, apalagi mengenalnya.Semua cerita tentang pria itu aku dengar secara kebetulan dari teman-temanku saja.
Suatu hari setelah selesai mengerjakan semua tugas, datanglah Andhika ke ruanganku.
Maaf mengganggu, bisa kita bicara sebentar ?tanyanya begitu melihat raut mukaku yang terperanjat atas kehadirannya tiba-tiba.
Silakan Pak, ada yang bisa saya bantu ?tanyaku lumayan gugup.
Benar juga selentingan kabar burung selama ini.Dia memang sosok yang sangat berwibawa, kharismatik dan baik hati.
Saya Andhika, keponakan ibu Welly.InsyaAllah setelah akhir tahun saya akan menggantikan beliau untuk memimpin perusahaan ini.Oleh sebab itu, saya harus mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab dari perusahaan ini dan siapa saja karyawan saya kelak.Aku hanya menunduk , sesekali saja aku memandanginya untuk menjaga agar dia tidak resinggung.Tanpa kusadari,Andhika memandangiku lekat.akupun jadi risih.
Maaf sepertinya aku mengenal anda?Perkataannya membuatku terkejut.Kukorek semua informasi dalam ingatan otakku tapi tidak aku temukan dalam memoriku informasi tentang Andhika.
Kamu,Rena kan?tebak Andhika.
Bagaimana kamu bisa tahu namaku?tanyaku heran, wajar aku heran karena semua manusia di kantor ini memanggil aku dengan panggilan “petot”.
Kamu anak kelas tiga A di SMP 49 kan ?
Aku mengernyitkan dahi dan tidak mengerti mengapa ia tahu tentangku.”Hmm….jangan-jangan dia juga tahu rahasia keluargaku.Wah, gawat nih” aku membatin.
Aku turut prihatin atas apa yang menimpa keluargamu.Namun apapun yang terjadi dan yang orang katakan tentang ayahmu, aku tetap akn selalu bersedia untuk menjadi temanmu sampai kapanpun “ujar Andhika
Seperti memutar kenangan pahit yang tak ingin aku ingat, kenangan bahwa aku adalah anak seorang koruptor, bahwa aku harus kehilangan ibu dan kedua kakakku dalam kecelakaan yang terjadi tak lama setelah ayahku menjadi tersangka dan dipenjara seumur hidup.Harta berlimpah, rumah mewah dan segala fasilitass hilang tak tersisa diambil Negara.
Andhika memberikan saputangan padaku.Aku menatapnya tak percaya.”Ambillah Rena, bukankah dulu kau juga pernah memberikan hal yang sama”, Andhika berusaha membangkitkan ingatanku.
“Apakah kau masih ingat tentang seorang anak lelaki berseragam biru putih,kaca mata minus lima yang tebal, yang satu sekolah denganmun , lelaki yang selalu diganggu oleh semua orang di sekolah itu.Lelaki yang pernah diserempet sebuah kendaraan mewah di kompleks daerah rumahmu”.Sekuat tenaga Andhika berusaha memancing memoriku
“Ayolah Rena, kamu sering menolongku jika aku diganggu Ambar,Anton, Feri , Cika , Zizi dan semua anggota gank the havest, kecuali kamu.”
Terakhir aku bertemu dengan mu ketika kamu memberikan saputangan biru langit untuk membersihkan luka di dahiku.Ketika teman-teman dengan sengaja menyerempetku yang sedang mengendarai sepeda.
“Rena, tahukah kamu kalau aku mengagumimu.Kamu yang selalu lima besar dan juga terkaya di sekolah tapi kamu tidak pernah pilih-pilih teman.Meskipun kamu juga termasuk dalam gank the havest tapi kamu masih mau bermain dengan orang-oarang pinggiran yang tak pernah dianggap ada seperti aku.”
Perlahan ingatanku bangkit, tetapi namanya bukan Andhika kalau tidak salah teman-temanku memanggilnya “Cepot” karena bertubuh kurus dan berkulit hitam.
“ Kamu..hmm kamu Cepot?” tanyaku perlahan.Walau bagaimanapun juga ia adalah atasanku.
“Alhamdulilllah…akhirnya kamu mengingatku” ucap Andhika dengan wajah sumringah.
“Kemana aja kamu selama ini sejak peristiwa itu kamu tidak lagi datang ke sekolah.Padahal aku selalu mencarimu.Aku ingin jadi temanmu dan membalas semua kebaikanmu, “kata Andhika.
Sungguh aku sangat terharu.Selama sepuluh tahun terakhir belum pernah aku dengar ada orang yang begitu khawatir padaku.
“Kok jadi bengong?Tinggal dimana sekarang ?”Tanya Andika kemudian.
“Aku indekost di dekat sini, jawabku singkat.
“Maaaf boleh aku bertanya?Tanyaku dengan gaya sedikit formal dan kaku.
“Boleh” , jawab Andhika.
“Bagaimana caranya bias seperti sekarang ini?Berbeda sekali dengan yang dulu ?”tanyaku
“Aku jadi anak angkat majikan ibuku yang kaya raya. Ternyata, majikan ibuku itu hidup sebatang kara dan tidak punya sanak keluarga. Karena selama ini hanya aku, ayah dan ibu ku yang dia miliki, jadilah ia menulis wasiat untuk mewariskan perusahaan dan rumah yang detempati padaku, harta yang lainnya akan disumbangkan pada panti asuhan.”
Bisa dibayangkan betapa berwarnanya hari-hari ku setelah itu. Ke mana-mana Andhika selalu mengajakku, sudah pasti semua isi kantor terbelalak melihatku berjalan bersisian dengan Andhika.
“Ren..kamu nggak jenuh dengan pekerjaanmu?”Tanya andhika suatu hari ketika kita sedang makan di sebuah restoran dekat kantor.
“Jenuh juga sih, tapi mau bagaimana.Aku sudah cukup bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang,”jawabku sekenanya.
“Sebenarnya aku ada niat untuk memindahkan posisimu, tidak perlu bertemu orang banyak kok, hanya ada aku, Bapakku, Ibuku ,Bik Yam dan sopir ku Mang Karsa, “ujar Andhika
“Aku tidak mengerti.Apa kamu akan menjadikan aku sebagai pembantu di rumah mu?”tanyaku.andhika terperanjat.Ia tidak pernah menyangka aku akan berfikiran pesimis seperti itu.
“Bukan…bukan itu.Aku…,aku ingin melamarmu untuk menjadi istriku.Maukah kamu menikah denganku?” Tanya Andhika sambil memandangku penuh harap.
Aku tidak mengerti ketika itu aku menganggukkan kepala ku tanda setuju.Apakah karena aku mencintainya, atau karena aku sudah lelah hidup seorang diri. Yang jelas setelah kejadian itu hidup ku terasa begitu indah. Semua teman mulai memanggilku Rena , tak ada lagi nama “Petot” di kantor itu. Orang satu kantor sibuk mengurus pernikahan kami. Aku pun memakai gaun pengantin termahal yang ada di perusahaan itu.
Aku sangat bersyukur atas anugerah yang Allah limpahkan padaku. Ketabahan dan kesabaranku sungguh dibayar dengan bayaran sangat mahal. Ganjaran yang Allah berikan padaku sudah lebih dari cukup, bahkan sangat berlebih,ketimbang yang sudah aku lakukan sebagai seorang hamba.